“ Nia!“
“Kania!”
Samar-samar aku mendengar seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku mencari kesana kemari orang yang memanggilku itu, lalu dari jauh terlihat sosok yang sudah lama tidak kujumpai. Terakhir kali aku bertemu dengannya kira-kira 2 tahun yang lalu dan keadaannya sangat menyedihkan. Tapi sosok yang kulihat sekarang sangat jauh berbeda dengan 2 tahun yang lalu, sekarang dia terlihat sangat cantik dan bahagia.
“Hi Kania! Apa kabar?”
“Udah lama ya kita gak ketemu. Ihh.. kangen deh.”
“Kamu kangen gak sama aku?” tanyanya dengan penuh semangat.
Namun aku masih diam terpaku beberapa saat.
“ Nia!! kok diem aja sih? “ kata Ninda sambil menepuk lenganku sehingga membuyarkan lamunanku.
“ Oh, Ninda? Ya ampun!!”
“ Sorry... sorry... !!! “ kataku cepat karena merasa tidak enak pada Ninda.
“ Kabarku baik. Kamu gimana?”
“ Iya, aku juga kangen kok. Kamu kemana aja?”
Mendengar pertaanyaan terakhirku wajah Ninda sedikit berubah.
“ Aduh!!” sesalku dalam hati.
“ Kenapa nanya itu?”
Sambil tersenyum Ninda mulai bercerita.
“ Selama 2 tahun ini aku tinggal di Surabaya. “ jawab Ninda
“ Surabaya? “ tanyaku heran
“ Iya, Surabaya! “ lanjut Ninda dengan santai
“ Kok bisa? “
“ Ya bisa lah!! Adi minta aku buat ngelupain semuanya dan memulai hidupku yang baru di tempat yang baru pula. Jadi dia minta aku buat tinggal di Surabaya.” lanjutnya.
“ Adi? “
“ Iya, Adi!! bukannya kamu yang ngerencanain buat nemuin aku sama dia waktu itu? “
“ Jadi, semenjak itu kalian . . .?”
“ He'em. . .! “ jawabnya
“ Terus Adi tau kalo kamu udah. . . Eh, maaf Nda, maafin aku ya! Aku gak bermaksud buat ngingetin kamu sama masalah itu lagi.” kataku menyesal.
“ It's OK.” kata Ninda
“ Lagian aku udah gak apa-apa kok. Aku udah bisa ikhlas dengan semuanya. And sekarang aku bahagia sama Adi.” jelasnya dengan wajah berseri-seri.
Memang aku merasakan ada banyak perubahan yang sangat besar pada Ninda. Dia lebih terlihat sabar, tenang, dewasa, tutur katanya juga santun dan yang paling berarti kini dia terlihat sangat bahagia. Melihatnya seperti ini, rasanya kejadian beberapa tahun yang lalu seakan-akan tidak pernah terjadi. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana Ninda menderita karena cintanya.
***
Beberapa tahun silam Ninda menghadapi sebuah persoalan yang sangat berat. Dia disakiti, dicampakan, dan dikhianati oleh orang yang sangat dia cintai.
Meskipun begitu, dia tetap setia pada Kevin dan berusaha agar Kevin tetap bersamanya. Berbagai cara dia lakukan untuk membuat Kevin sadar bahwa Ninda itu adalah cinta sejatinya, tapi karena tindakannya itu banyak orang yang menganggap Ninda wanita murahan dan tak tahu malu.
Pernah suatu waktu Ninda bersujud dikaki Kevin agar Kevin tidak memutuskan hubungan mereka. Sebenarnya dalam hati aku sangat marah dan kesal pada kevin, tapi apa lah dayaku. Aku tidak bisa menghentikan Ninda karena aku yakin Ninda punya alasan yang kuat kenapa dia melakukan itu.
Setelah kejadian itu banyak yang membicarakan Ninda. Saat aku sedang di kantin, aku sempat mendengar beberapa orang menjelek-jelekkan Ninda. Sebagai sahabatnya, mendengar semua itu aku merasa sakit.
Beberapa hari kemudian, dengan ragu aku menanyakan alasan itu pada Ninda.
“ Nda, beberapa hari yang lalu gue liat lu sujud dikaki Kevin. Lu kenapa sih sampe mau ngelakuin kayak gitu. Cowok di dinia ini kan bukan hanya Kevin? “ Tanyaku
Beberapa saat Ninda hanya terdiam. Hal itu membuatku didera ribuan pertanyaan.
“ Nia! “
Akhirnya Ninda mulai bicara. Namun suaranya terdengar sedikit ragu, takut dan malu.
“ Iya? “
“ Sebenarnya ada hal yang selama ini gue sembunyiin. “
“ Apa itu? “
“ Hm. . .”
“ Lu ga usah malu Nda. Gue bakal berusaha buat jadi pendengar yang baik. Gue janji gak akan cerita ke siapa-siapa kok. Lu percaya sama gue kan? “ seruku meyakinkan Ninda agar mau menceritakan rahasianya itu padaku.
“ Ni, gue. . . gue. . . gue udah gak virgin lagi. “ Katanya sambil menutup matanya dengan tangan dan mulai menangis.
“ APA?? “ Aku terkejut sekali mendengar ucapan Ninda itu.
“ Nda. Itu gak mungkin. Lu bohong kan? Bilang sama gue kalo lu bohong kan Nda? “ desakku pada Ninda.
“ Enggak, semua itu bener. Gue udah gak virgin lagi.”
“ Siapa yang tega ngelakuin itu Nda? “ tanyaku
Ninda diam lagi.
“ Siapa Nda? Ngomong dong jangan diem aja? Jangan bikin gue jadi bingung? “ desakku lebih keras lagi
“ Siapa? “ aku semakin mendesak Ninda sambil mengguncang bahunya.
“ KEVIN. . .!! “ jawab Ninda seraya memelukku
“ Yang ngelakuin itu Kevin. Makanya gue gak mau dia pergi gitu aja ninggalin gue. “ lanjut Ninda sambil terus menangis
“ Ya Allah Nda. Kenapa lu gak pernah cerita? Sekarang gue ngerti kenapa lu sampe mau bersujud dikaki Kevin. “
“ Gue bakal bantu lu buat bikin Kevin balik lagi sama lu. Gue janji. “ kataku
“ Makasih ya Nia! Lu emang sahabat gue yang paling baik. “
“ Iya, sama-sama. Pokoknya lu harus yakin kalo kita pasti bisa bikin Kevin balik lagi sama lu. “
***
Setelah itu aku dan Ninda berusaha untuk membuat Kevin kembali pada Ninda. Sampai suatu ketika kami bertemu dengan seorang pria bernama Adi.
Awalnya,aku merasa Adi mempunyai maksud yang tidak baik pada Ninda karena dia terus-menerus mendekati Ninda meskipun Ninda tidak meladeninya. Sampai suatu saat.
“ Ninda. Gue suka sama lu. Lu mau gak jadi cewek gue? “ tanya Adi
Aku kaget, dan juga heran kenapa Adi sampai nekat nembak Ninda padahal seharusnya Adi tau kalo Ninda masih mengharapkan Kevin. Tapi, di sisi lain aku sedikit senang. Aku juga tidak tahu kenapa.
Mendengar Adi nembak dia secara tiba-tiba, Ninda langsung naik darah.
“ Eh Di, lu tuh gak nyadar apa kalo selama ini gue nyuekin lu? Gue itu udah punya pacar tau. Namanya Kevin, dan gue bakal tetep setia sama dia. Lu ngerti kan? “ jawab Ninda
Mendengar jawaban dari Ninda adi malah bersikap santai.
“ Gue tau kok masalah lu sama cowok lu. Gue juga tau kalo Kevin udah khianatin lu. And selama ini kalian lagi berusaha buat bikin Kevin balik lagi sama lu kan? Gue gak tau kenapa lu masih ngarepin cowok yang udah nyakitin and ninggalin lu. Padahal masih banyak cowok-cowok lain di luar sana. Kalo lu tetep kayak gini lu . . . “
“ Lu gak bakal ngerti kenapa gue ngelakuin semua ini dan lu gak perlu ngerti karena gue gak mau lu ngerti. “ sambar Ninda
“ Ayo Nia! Kita pergi dari sini. “ Ninda dengan cepat menarikku pergi.
Sejak kejadian itu kami tidak pernah bertemu Adi lagi. Kami pun fokus pada usaha kami untuk membuat Kevin kembali pada Ninda. Akan tetapi, semua usaha kami selama kurang lebih 2 bulan sia-sia saja. Kevin tetap tidak mau kembali pada Ninda, dan Ninda yang malang itu harus ikhlas menerimanya.
Saat mengetahui semua itu, aku melihat Ninda seperti tidak punya semangat hidup lagi. Sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya kini sudah tiada. Aku ingin melakukan sesuatu tapi aku sendiri tidak tahu apa. Sampai suatu ketika aku bertemu lagi dengan Adi. Ternyata selama ini dia menghilang karena dia mendapatkan tugas ke luar kota.
Dari pembicaraan kami, aku tahu kalau Adi masih menyukai Ninda. Akhirnya aku ceritakan keadaan Ninda sekarang dan aku meminta Adi untuk bersedia menghiburnya.
Aku diam-diam mengatur pertemuan Adi dan Ninda. Awalnya Ninda sempat marah padaku, tapi lama-kelamaan dia sadar bahwa yang aku lakukan ini untuk kebaikannya juga. Aku ingat, beberapa hari setelah pertemuan yang kuatur waktu itu aku tidak dapat menghubungi mereka. Aku juga sudah coba kesana kemari mencari informasi tapi sia-sia.
***
“ Nda? Abis kamu ketemu sama Adi kamu pergi kemana sih? Aku sampe bingung tau nyariin kamu. Adi juga gak ada kabar. Gimana ceritanya sih? “ tanyaku
“ Oh, waktu itu ya.”
Ninda diam sejenak. Lalu dia lanjutkan.
“ Waktu itu aku cerita semuanya sama Adi, awalnya Adi marah dan gak mau ketemu aku, aku juga ngurung diri di rumah selama dua hari. Lalu,waktu aku mau nemuin kamu buat bilang kalo aku mau pindah ke rumah sodara tiba-tiba Adi udah ada di depan rumah dan dia minta aku buat ikut dia ke Surabaya. Dia juga minta aku buat lupain semuanya dan mulai hidup baru sama dia, sampe-sampe HPku dia buang dan aku belum sempet buat hubungin kamu Ni. “ jelasnya
“ Aku minta maaf ya kalo waktu itu aku bikin kamu bingung. Kamu gak marah kan? “ lanjut Ninda
“ Oh, gitu ceritanya. Kalo akhirnya jadi kayak gini aku gak marah sama sekali. Aku justru malah seneng. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar